Pembangunan fisik terminal Pulo Gebang masih 80 persen. Pada Oktober 2012, ditargetkan pembangunan fisiknya sudah mencapai 100 persen dan dapat digunakan secara optimal pada akhir tahun. Terminal ini diklaim sebagai yang paling modern di Indonesia.
Dari segi arsitekturnya, dibuat pemisahan antara sirkulasi penumpang yang ada di lantai 1 dan lantai mezzanine dengan kendaran angkutan umum yang ada di lantai 2. Terminal yang menempati lahan seluas 9,08 hektar ini memiliki tiga lantai.
Terminal Pulo Gebang yang mulai dibangun pada tahun 2010 dengan biaya Rp 448.642.675.842. Terminal empat lantai ini akan dijadikan terminal termodern di Indonesia.
Lantai 1 berluas 33.903 m2, digunakan untuk sirkulasi penumpang dengan fasilitas pendukung berupa supermarket, departemen store, big space dan retail. Lantai ini juga dilengkapi dengan loket bus Transjakarta, masjid, ruang locker atau ruang ganti, toilet dan area service.
Lantai Mezzanine yang merupakan lantai penghubung antara Lantai I dan Lantai II, memiliki luas sekitar 10.444 m2. Lantai ini sebagian besar difungsikan untuk aktifitas komersial seperti pertokoan atau shopping mall.
Sedangkan lantai 2, dengan luas sekitar 4.309 meter persegi menjadi area keberangkatan bus antar kota, ruang istirahat awak bus, area kedatangan bus antar kota dan dalam kota, halte keberangkatan bus dalam kota, serta halte kedatangan dan keberangkatan Transjakarta.
Kemudian lantai 3 luas nya sekitar 2.683 m2, difungsikan untuk area foodcourt atau tempat makan yang dilengkapi dengan toilet dan area servis. Dan lantai 4 luasnya sekitar 2.980 m2, difungsikan sebagai area perkantoran pengelola terminal dan kantor perwakilan perusahaan bus.
Nantinya selain bus Transjakarta yang akan masuk ke terminal, ada juga tiga angkutan kota lain yaitu KWK T22 (Pulo Gadung -Gudang Palawad), T25 (Stasiun Cakung – Rawa Mangun) dan T29 (Pulo Gadung- Ujung Krawang)
SUMBER