Senin, 05 Juli 2010
RAHASIA 17 AUGUSTUS
Tujuh belas hari pada bulan Agustus adalah kemerdekaan Indonesia yang besar. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu adalah hari yang paling bersejarah di negeri ini karena hari itu adalah awal kebangkitan rakyat Indonesia terhadap pendudukan serta penanda di awal revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik tentang hari kemerdekaan negara tercinta kita ini sayang jika Anda belum diketahui.
1. Nyeri Pada Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 20:00 (2 jam Sebelum pembacaan teks Proklamasi), Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di 56 Street Pegangsaan Timur, Cikini. Dia memukul gejala malaria tertiana. Suhu tubuh tinggi dan sangat lelah setelah tinggal dengan teman-temannya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Pada saat itu, tepat di tengah bulan puasa Ramadhan.
"Pating Greges", keluh Bung Karno Dr setelah dibangun kembali. Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darah mengalir dan jatuh sebuah chinineurethan pil brom intramusculair chinine. Lalu ia tidur lagi. Jam 9:00, Bung Karno terbangun. Pohon cemara putih dan putih dan bertemu temannya, Bung Hatta.
Tepat pukul 10:00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. "Jadi saudara-saudara! Kita semua memiliki kebebasan!", Said Bung Karno di hadapan segelintir patriot, patriot sejati. Mereka kemudian menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera Merah Putih dan warisan. Setelah upacara singkat, Bung Karno kembali ke kamar tidur, masih demam. Tetapi revolusi telah dimulai.
2. Upacara Kemerdekaan Made Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan tanpa protokol, tidak ada korps musik, tanpa konduktor, dan tidak ada berbagai. Tiang bendera dibuat dari batang bambu yang kasar, dan ditanam hanya beberapa menit sebelum upacara. Tapi itu, kenyataan yang terjadi dalam sebuah upacara suci yang berharap lebih dari 300 tahun!
3. Bendera lembar
Warisan Bendera Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi Republik. Tapi dari apa itu dibuat bendera suci? Warna putih dari kain linen dan tempat tidur dari warna kain tidak tukang soto!
4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama "Orang Indonesia Asli"
43 tahun setelah kemerdekaan, Indonesia hanya memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli." Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka tidak pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, Republik Indonesia karena hukum negara tidak ada pada waktu itu. "Pembicara Indonesia" yang menjadi menteri pertama adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Pembangunan (1988-1993).
5. Dipimpin oleh tiga Kepala Negara Kalimantan
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, adalah bagian integral dari Kalimantan, yurisdiksi Indonesia. Bahkan, pulau paling unik di dunia. Di pulau itu, ada tiga kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah empat provinsi), Perdana Menteri Mahathir Mohamad (Sabah dan Sarawak) dan Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
6. Setting revolusi di Indonesia Ditunjuk Untuk Film
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah digunakan sebagai judul sebuah film - dalam bahasa Inggris: ". The Year of Living Dangerously" Film ini menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yang ditugaskan ke Indonesia pada tahun 1960, sebelum peristiwa berdarah di detik2 th 1965. Pada tahun 1984, sebuah film yang dibintangi Mel Gibson mendapat Oscar untuk kategori film asing!
7. Naskah Proklamasi Asli Ditemukan di Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis dengan tangan oleh Bung Karno dan Bung Hatta didikte oleh, tampaknya tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, teks fakta sejarah disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di tempat sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada, 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah tabungan selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
8. Penumpang pesawat dengan Soekarno Mandi Air Seni
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya pendiri Indonesia memiliki pancuran air seni. Ketika aku pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, dengan Sukarno, Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) pesawat tempur pembom motor kembar. Dalam perjalanan, Soekarno ingin buang air kecil, tapi tidak ada tempat. Dipikir-pikir lagi, mencari jalan keluar untuk itu keinginan tak terkendali. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah kecil buang air kecil-nya Bung Karno rilis. Karena angin begitu kuat sama sekali, urin bersemburlah dan basah semua penumpang.
9. Film Foto Negatif Disimpan Di bawah Pohon Kebebasan
Berkat kebohongan, peristiwa sakral 17 Agustus 1945 Proklamasi dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita sampai sekarang. Ketika tentara Jepang untuk merebut gambar negatif yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia mengatakan tidak negatif dan telah disampaikan kepada Vanguard Barisan, sebuah gerakan revolusioner. Mendengar jawabannya, orang Jepang marah. Meskipun film negatif ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor raja sehari-hari di Asia. Setelah meninggalkan Jepang, diafdruk negatif dan dipublikasikan secara luas untuk dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur Jepang?
10. Bung Hatta Proklamasi Untuk Berbohong
Kali ini, Bung Hatta, yang berbohong untuk proklamasi. Jangka waktu revolusi, Bung Karno, Bung Hatta memerintahkan untuk meminta bantuan kepada Jawaharlal Nehru senjata. Cara untuk pergi ke India dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot." Lalu ia berangkat dengan pesawat didorong Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri dalam kabinet Perdana Menteri Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.
Nehru adalah teman lama sejak tahun 1920 Hatta dan Hatta Dandhi tahu perjuangan. Setelah pertemuan, Gandhi diberitahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Ia marah kepada Nehru, karena tidak diberitahu kebenaran. "Anda adalah orang biadab!" pemimpin karismatik mengatakan bahwa untuk Nehru.
11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Puluhan Indonesia Bukan Hanya
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh remaja bukanlah monopoli Indonesia. Bendera serupa dengan bendera Kerajaan Monaco dan kulit hari demi hari proklamasi kemerdekaan sebagai Republik Gabon (sebuah negara Afrika Barat) dari Agustus, bebas 17 1960 pola. Selain itu, masih perdebatan apakah lagu Indonesia Raya yang benar-benar karya asli WR Supratman MERP, atau 'terinspirasi' oleh lagu Perancis "Les Marseilles", yang memiliki kemiripan berbicara nada2.
12. Soekarnp Tidak Jalan Nama-Hatta
Jakarta, diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan tempat kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberikan manfaat yang cukup untuk mengenang co-Indonesia diproklamasikan. Sampai sekarang, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibukota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek setiap bangunan fasilitas umum sampai tahun 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.
13. Hal ini hanya Proklamator derajat derajat Lisan
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, yang diberikan secara oral judul untuk masyarakat Indonesia selama 41 tahun! Karena, tahun 1986 baru Permerintah memberikan gelar itu secara resmi menyatakan kepada mereka.
14. Indonesia Mungkin Hanya Telah Lebih Dari Dua Proklamator
Jika usulan hanya menerima Bung Hatta, Indonesia telah "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Kemerdekaan Indonesia selesai disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol No 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir pada pertemuan hari sebelumnya yang menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan dalam pagi. Tapi usulan itu ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Pertemuan ini dihadiri oleh Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan untuk membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.
15. Jenderal Sudirman Jangan mempertahankan Resmi Posisi
Panglima Besar Jenderal Sudirman Tentara Nasional Indonesia, sebenarnya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI nya. Dia tidak pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Bersenjata, meskipun menteri pertahanan!